Thursday, 12 Jun 2025

Pasca Pilrek di UNP, Ribut Soal Dugaan Korupsi, Iluni Mesti Bersikap!

news24xx


Demo UNP di Kemendikbud/netDemo UNP di Kemendikbud/net
https://swastikaadvertising.com/

NEWS24.CO.ID -PADANG- Tensi politik pemilihan Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), masih tetap tinggi walau dalam pemilihan senat bersama kementrian pendidikan sudah usai. Bahkan, dalam beberapa hari lalu terjadi demonstrasi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI yang meminta agar Rektor UNP Prof. Ganefri, Ph.D dicopot dari jabatan karena dianggap terlibat korupsi.
 
Meski dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) I, II dan III di Sumatera Barat, sepanjang April dan Mai.
 
Pada foto unjuk rasa yang beredar di media sosial, terlihat aksi penyampaian pendapat disampaikan oleh sekitar 13 orang. Mungkin berbetulan aksi digelar pada masa PSBB pandemi Covid-19, semua pengunjuk rasa memakai masker. Bahkan nyaris seluruh wajah mereka ditutup, sehingga sulit mengenali mereka dari foto yang ada.

Read More : AHY Terpilih Kembali Jadi Ketum Demokrat, Perkuat Jalinan dengan Prabowo

Pengunjuk rasa membentang 2 helai spanduk. Isi spanduk pertama "COPOT PROF.: GANEFRI REKTOR UNIV. NEGERI PADANG TERLIBAT KORUPSI". Pada bagian bawah spanduk tertulis "SOLIDARITAS MAHASISWA MINANG JAKARTA".

Sedangkan spanduk kedua berisi: "MENTERI: COPOT REKTOR UNIVERSITAS NEGERI PADANG TERLIBAT KORUPSI". Pada bagian bawah spanduk kedua juga tertulis "SOLIDARITAS MAHASISWA MINANG JAKARTA".

Pembuat spanduk terkesan tak begitu paham dengan penulisan nama Rektor UNP. Di spanduk pertama, terkesan pada pencetakan spanduk digital printing itu ditulis nama Rektor UNP, GANETRI, bukan GANEFRI. Mungkin sadar penulisan nama itu keliru, maka huruf T diubah jadi F dengan cat atau pewarna tambahan.

Namun masih sangat kentara, bahwa awalnya penulisan ejaan nama Rektor UNP itu keliru. Selain itu, pada foto tak terlihat satu pun pengunjuk rasa memakai jaket almamater kampusnya. Lazimnya dalam pergerakan mahasiswa di Indonesia, jaket kampus menunjukan identitas.

Foto-foto unjuk rasa di depan Kantor Kemendikbud RI ini juga muncul di group alumni WP2 Sospol UNP dari masa ke masa. Dari percakapan di group, banyak juga yang kaget dengan unjuk rasa itu. Ada yang mengkofirmasi foto dan info tersebut valid dan ada juga yang mempertanyakan siapa yang ada di belakang unjuk rasa di masa PSBB pandemi Covid-19 itu.

Kasus proyek mangkrak di lingkungan UNP saat ini, adalah proyek pembangunan labor olahraga yang rencananya diperuntukan untuk lapangan tenis tertutup.

Proyek yang berbiaya belasan miliar itu terhenti sejak pertengahan 2019 lalu. Hingga kini belum ada kelanjutan. Perusahaan kontraktor pelaksana proyek sudah dimasukan ke dalam daftar hitam, alias diblacklist. Masalah ini pun sudah masuk ke jalur hukum.

Rektor UNP Prof Ganefri Ph.D pada saat membuka acara Halal Bihalal ILUNI FT UNP yang dilaksanakan secara virtual via aplikasi Zoom lima hari lalu juga sempat membahas persoalan ini. Menurut Ganefri dugaan kasus korupsi di lingkungan UNP terkait dengan pembangunan labor olahraga UNP yang dihubungkan dengan dirinya selaku rektor sebagaimana yang beredar di media sosial, adalah berita hoax.

Mengapungnya kasus dugaan korupsi sehubungan dengan proyek mangkaraknya proyek labor olahraga UNP, sejalan dengan turun naiknya tensi politik internal UNP sebelum dan sesudah penyelenggaraan pemilihan Rektor UNP. Pilrek UNP awalnya diikuti oleh empat bakal calon, yakni Prof Ganefri Ph.D (Rektor Petahana), Prof. Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd (WR IV UNP yang juga mantan WR III UNP), Dr. Refnaldi (Dosen FBS UNP), dan Dr. Mawardi (Dosen FMIPA UNP).

Pada tahap penyaringan calon Rektor UNP (26 Februari 2020) dari 4 calon menjadi 3 calon di level Senat UNP, Prof Ganefri memperoleh 77 suara, Prof Syahrial Bakhtiar 17 suara, Dr. Refnaldi 1 suara dan Dr. Mawardi 0 suara. 1 anggota senat UNP saat itu tidak hadir, karena alasan sakit. Total suara senat 96. Dengan demikian yang ditetapkan oleh Kemendibud sebagai 3 calon rektor UNP, yakni Ganefri, Syahrial B dan Refnaldi.

Selanjutnya direncanakan Pilrek UNP pada 12 Maret 2020, yang peserta pemilihnya Senat UNP 96 suara atau 65% dan Kemendikbud RI 52 suara atau 35%. Namun karena awal Maret, Pemerintah Indonesia menetapkan virus corona menjadi pandemi secara nasional, maka Pilrek UNP pun terundur.

Sampailah akhirnya Pilrek UNP dilaksanakan secara virtual dengan sistem e-voting, Kamis 23 April 2020. Ketua Senat UNP, Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi didampingi Sekretaris senat, Prof.Dr. Sufyarma Marsidin, M.Pd membuka secara resmi pemilihan Rektor UNP, Periode 2020-2024.

Pilrek UNP tersebut dilakukan bersama Mendikbud RI yang diwakili Kepala Biro Sumber Daya Manusia Kemendikbud, Dra. Dyah Damayanti, M.ED melalui video konferensi menggunakan sistem online e-voting. Perolehan suara dari pemilihan tersebut, Prof. Ganefri, Ph.D, memperoleh 126 suara, Prof. Dr. Syahrial Bakhtiar, M.Pd memperoleh 3 suara, dan Dr. Refnaldi, M.Litt sebanyak 2 suara.

Pemilihan rektor UNP periode 2020-2024 ini dihadiri oleh dua orang calon Rektor UNP yakni Prof. Ganefri, Ph.D. dan Dr. Refnaldi, M.Litt. minus Prof. Dr. Syahrial Bakhtiar. Tiga saksi dari anggota senat yakni Prof. Dr. Yasri, M.S, Prof. Dr. M. Giatman, MSIE dan Dr. Yuliana, SP,M.Si.

Jauh sebelum tahapan Pilrek dimulai sudah diprediksi 2 sosok yang akan berkompetisi hebat di Pilrek UNP. Mereka adalah Prof. Ganefri, PhD (Rektor Petanaha) yang juga mantan Ketua Kopertis X dan juga pernah menjabat sebagai Dekan FT UNP. Kandidat pesaing sengitnya adalah Prof. Dr. Syahrial Bakhtiar (WR IV UNP) yang juga penah menjabat sebagai WR III UNP di era Rektor Prof. Yanuar Kiram dan juga mantan Dekan FIK UNP serta mantan Ketua KONI Sumbar.

Dalam perjalanannya seiring dengan Pilrek UNP, muncul berbagai dugaan kasus yang beraroma tidak sedap yang dikaitkan dengan 2 sosok Calon Rektor UNP, yakni Ganefri dan Syahrial Bakhtiar. Entah siapa di belakang tiupan aroma tidak sedap itu.

Yang jelas hingga kini, meski Pilrek UNP sudah selesai dan Ganefri bersiap menunggu saat-saat pelantikan yang kemungkinan bulan depan, namun aroma tak sedap itu terus berembus. Bahkan kini aksi demo pun digelar di depan Kantor Kemendikbud RI. Apa targetnya? Apakah mau menggagalkan pelantikan Ganefri?

Bobby Darmanto, alumni mahasiswa Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UNP yang selama ini berkarir dan melanjutkan pendidikan di Jakarta tak mengenal kelompok mahasiswa yang menamakan sebagai Solidaritas Mahasiswa Minang Jakarta.

"Selama saya di Jakarta belum pernah dengar tuh yang namanya Solidaritas Mahasiswa Minang Jakarta. Saya mengenal beberapa ceruk jejaring mahasiswa minang di Jakarta baik yang berasal dari Sumatera Barat sendiri, maupun mahasiswa minang yang di Jakarta, saya yakin aksi ini hanya aksi politik karena spanduknya berisi ujaran untuk mencopot Rektor UNP yang beberapa waktu lalu terpilih mutlak baik di internal kampus maupun di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," kata Bobby, sebagaimana rilis link media yang diterima redaksi jernihnews.com.



Read More : Jaksa Ungkap Skandal Korupsi PT. Pertamina, Dirut Kedua Ditetapkan Tersangka


Sebagai alumni, kata Bobby, dia mendorong Rektor UNP melaporkan aksi ini karena telah mencoreng nama baik lembaga UNP serta nama besar Ganefri. "Korupsi itu persoalan hukum, dan jalan penyelesaiannya juga memiliki jalurnya tersendiri, kalau idenya mendesak untuk mengungkap kasus korupsi, itu baru masuk akal, tapi kalau ujuk-ujuk meminta menteri mengganti rektor tanpa ada satu putusan ingkrah terhadap sebuah kasus, jelas ini politisasi," tutup Bobby.

Pada bagian lain, Yon Erizon, alumni FT UNP mengimbau agar persoalan internal kampus UNP yang masih menyangkut silang singkarut Pilrek UNP yang melibatkan para calon agar diselesaikan dengan cara baik-baik. Jangan sampai persoalan dan persaingan antar calon rektor, mencabik-cabik reputasi yang telah dicapai oleh UNP. Sedangkan yang menyangkut persoalan hukum, silakan lembaga hukum yang menyelesaikannya, tanpa tebang pilih.

Yon yang juga Sekjend DPP ILUNI FT UNP telah menyampaikan persoalan tersebut di dalam Halal Hihalal Virtual ILUNI FT UNP agar disikapi secara bijak. Bahkan Yon juga telah menyampaikan kepada DPP ILUNI UNP melalui Sekjend Yukon Putra, agar DPP ILUNI UNP memfasilitasi pertemuan dan damai antara calon rektor UNP yang kemungkinan menjadi pemantik panasnya tensi politik internal UNP sebelum dan sesudah Pilrek UNP. (Jernihnews)





Loading...